Sajak Tentang Kerinduan
21.22
Yang kejam adalah
waktu
Dengan seenaknya
saja dia memotong hari menjadi malam larut
Sehingga aku
berpamit pulang dari rumahmu
Padahal aku masih
sangat merindu
Yang biadab itu jam
dinding rumahmu
Dengan seenaknya dia
berputar begitu cepat sehingga aku sadar
Bahwa aku harus
pulang dengan perasaan masih rindu
Yang keparat itu
burung hantu yang sering bertengger di pohon depan rumahmu
Dengan suara
seramnya seakan mengusirku untuk pergi
Padahal aku masih
sangat merindu
Yang baik hati
adalah hujan rintik
Seakan dia tahu
bahwa aku masih merindu
Sehingga dia
mengurungku sejenak di rumahmu
Namun itu belum
cukup
Yang ramah namun
menyebalkan adalah tingkah manjamu yang keterlaluan
Ingin sekali aku
mencubit pipi itu
Mencongkel matamu
agar aku bisa membayar permintaanmu
Yaitu kamu ingin
meihatku setiap saat
Ingin sekali aku
menampar pipi itu
Agar sesekali dia
tidak selalu menerima ciuman
Dan aku merindu
0 komentar