Melewati Batas

18.46

Mencoba menutupi segala hal tak indah yang terjadi, tersenyum dan hanya merekahkan bibir untuk terindah yang aku tunggu sibrang jalan pulang. Aku mencinta kepada sosok mungil itu dan hal itu membuatku berhenti untuk tak benci pada hari-hari yang kelam lagi. Aku mempunyai suatu hati yang didalamnya ada seenggok daging kehidupan yaitu kamu. Kamu yang setiap malam menegurku saat aku nyleneh dari kebiasaan, kamu yang berusaha untuk mengimbangiku dan kamu yang tertawa renyah saat ada guyonan lucu. Setiap saat terasa manis jika bersamamu dan tak hambar lagi, dulu aku yang selalu dirundung kesunyian yang mencekam, yang hanya duduk menanti terang, kini aku nantikan terang itu didepan pelupuk mata indah nan bergairah itu. Setiap saat sekarang terasa hening jika kita menyenandungkan suara lagu kerinduan yang tajam menusuk kegelapan yang sebenarnya terdapat sinar. Itulah aku yang setia menunggu disetiap helaan nafas.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images