Masihkah Ada Harapan untuk Kita

21.40

Adinda......
Masihkah kamu mengingatku yang kemarin diusir bapakmu
Cinta kita tidak bisa bersatu lantaran kita terlahir dari kampung yang berbeda
Kampungmu adalah kampung anak-anak gedongan
Sedangkan kampungku adalah kampung anak-anak gubukan
Dimana letak anehnya adinda
Menurut cerita
Kampungmu dan kampungku dulu sering bertikai, sering tawuran
Sehingga timbullah kebencian di hati leluhur desa kita
Ah, seroja mana yang tidak patah dahannya
Saat cintanya benar-benar ditolak
Saya usulkan kepadamu sebuah pemberontakan

Mari kita menikah dengan modal nekat
Kita perlihatkan kepada bapakmu bahwa cinta kita tidak bisa terhalang oleh hukum dan adat
Daripada kita nekat berzina nanti malah jadi maksiat
Kampungku dan kampungmu hanya bertikai dimasa lalu
Apa salahnya adinda, jikalau kita berdua yang memulai langkah kerukunan ini
Adinda..............
Tidak usah ragu dengan usulku ini
Pertama kita satukan perdamaian kampung kita
Kemudian kita bisa menikah
Memang ini sedikit licik
Namun kamu ingin menikah dengan saya kan
Disamping kita bisa menikah
Kampung kita juga bisa berdamai
Dan pemuda-pemudi yang saling mencinta seperti kita bisa melanjutkan hubungannya
Bukankah ini sebuah ide yang cemerlang
Daripada kampung kita tidak bisa berdamai
Dan cinta kita tidak bisa bersatu
Apakah kamu mau menjadi perawan tua

Adinda,..............
Manakala cinta sudah termaktub didalam hati
Jangan kamu sia-siakan
Kamu mencintai kampungmu yang katanya beradab itu
Dan kamu mencintaiku yang  jelas mempesona ini
Namun kampungmu tidak separah negaraku
Lembaga negara saling membara
Elit berkelas bertengkar dengan pertengkaran yang elit
Elit bawahan bertengkar dengan pertengkarang menggunakan sabit
Ah, tapi itu sama-sama sengit
Di negaraku yang benar malah bisa dituduh salah
Yang salah bisa dijadikan benar

Adinda.........
Dimalam yang senyap sering saya menatap lautan bintang
Saya merangkai bintang menyerupai elok wajahmu
Dan membayangkan wajah anak kita jika cinta kita bisa bersatu nanti
Kita junjung kerukunan, kita saling bermaafan, toh generasi muda di kampung kita
Tidak ada sangkut pautnya dengan konflik kampung dulu
Hanya saja masih tersirat rasa malu di hati bapakmu
Karena dia adalah ketua dikampungmu kan
Pasti gengsi dan malu jika melupakan masa lalu
Padahal saya tahu dihati bapakmu masih mengharapkan saya menjadi suamimu
Tunggu apalagi sayang....
Kita harus sadar bahwa memendam dendam itu tidak baik
Dengan dendam yang masih tersisa kehidupan jadi terusik
Dan jika kita jalan-jalan malah tidak asyik
Mari gandeng tanganku sayang
Kita lanjutkan langkah kerukunan
Ajakmu adikmu
Ajak temanmu
Ajak semua pemuda kampungmu
Karena yang tua tidak selamanya benar
Karena seringkali pemuda malah lebih bijak
Ajaklah hati nuranimu
Bersihkan dan jangan kamu kotori lagi
Dengan hal ini in shaa allah cinta kita bisa dilanjutkan lagi




Yogyakarta, 22 Feb 2015

You Might Also Like

2 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images