Hati yang Mati
20.57
Ketika hati masih terbayang subuh yang membayang
saat deburan ombak dalam sendunya pagi
sinar mentari yang malu-malu mulai menyinari daunku
teruntuk cintaku yang jauh disana
hai.. apa kabar
jumpa kita hanya beberapa tahun sekali
rasa rindu kadang menggelayut manja di benakku
apakah aku mampu menumpahkannya
namun seroja kini telah gugur kelopaknya
matahari enggan terbit karenanya
dan sabit enggan muncul karena tangisnya
wahai cinta yang terdamba
kata-kata cinta yang dulu rajin terucap
namun mengapa hanya tangis yang terdengar belakangan ini
aku mencintaimu
aku berani berkata bahwa hanya aku yang memiliki cinta
seperti gilanya cintaku padamu
tak akan aku pergi walaupun kamu hempas
tak akan aku berlari walaupun ada sakit dalam hati
ketika luka ini menjadi tak berasa
aku masih tetap saja cinta
kepadamu yang menjadikan hati ini terpelihara
kepadamu yang menjadikan hati ini tak berasa punya derita
aku hanya cintamu
tiada cinta yang bergelayut indah seperti cintaku padamu
terpenuhi hasratku milikimu
ingin menjadikanmu yang terindah dan tanpa kelabu
namun dihari itu semua terbalik
beberapa saat aku dihempas cintamu yang aku damba
mengapa kau tinggalkan aku saat aku yakin bahwa kamu adalah sebenarnya hati
kau bilang bahwa aku harus membuktikan keseriusanku yang aku selalu bicarakan
tapi apakah kamu sudah melihat itu semua
padahal setiap waktu aku berusaha untuk itu, adinda
terindahku hanya hilang sekejap mata
kini kembali dengan senyum yang aku pinta kembali
aku mulai rajut kisah cinta kita yang pernah hilang dulu
sejak saat itu aku berkata bahwa tuhan memang tidak salah untuk mempertemukan kita
senyumku terus mengembang saat itu
kau tak hilang lagi
hatiku dan hatimu menyatu kembali
namun semua kembali terhempas
saat kau pamit untuk kedua kali
dan aku sadar
apakah keseriusanku tidak menghasilkan apa-apa
memperjuangkanmu adalah bagian keseriusanku
namun mengapa hanya angin lalu saja
tak kau lihatkah aku
yang selalu menjadikanmu cerita terindah untuk kerabatku
merapatkan senyum saat mereka berkata bahwa kamu memang baik
untuk wanitaku yang jauh sekali denganku
apa kabarmu sekarang
aku tahu bahwa orang yang istimewa selalu kalah dengan orang yang selalu ada
apakah kamu menganggapku istimewa dihatimu
jika kamu tidak ingin membiarkan aku sendiri
mengapa kau akhiri cerita ini
cerita yang telah lama kita bangun
hancur begitu saja dengan satu kata yang aku benci
ketika cintamu bersemi dengan orang lain
aku hanya bisa memandangi hati ini yang tanpa nyawa
aku hanya bisa memandangi raga ini yang tanpa tulang belulang
aku busuk karena nyawaku juga mati
wahai terdamba yang kian manis saja
aku masih menunggumu
tapi apakah suatu saat nanti aku menjadi pilihanmu
saat deburan ombak dalam sendunya pagi
sinar mentari yang malu-malu mulai menyinari daunku
teruntuk cintaku yang jauh disana
hai.. apa kabar
jumpa kita hanya beberapa tahun sekali
rasa rindu kadang menggelayut manja di benakku
apakah aku mampu menumpahkannya
namun seroja kini telah gugur kelopaknya
matahari enggan terbit karenanya
dan sabit enggan muncul karena tangisnya
wahai cinta yang terdamba
kata-kata cinta yang dulu rajin terucap
namun mengapa hanya tangis yang terdengar belakangan ini
aku mencintaimu
aku berani berkata bahwa hanya aku yang memiliki cinta
seperti gilanya cintaku padamu
tak akan aku pergi walaupun kamu hempas
tak akan aku berlari walaupun ada sakit dalam hati
ketika luka ini menjadi tak berasa
aku masih tetap saja cinta
kepadamu yang menjadikan hati ini terpelihara
kepadamu yang menjadikan hati ini tak berasa punya derita
aku hanya cintamu
tiada cinta yang bergelayut indah seperti cintaku padamu
terpenuhi hasratku milikimu
ingin menjadikanmu yang terindah dan tanpa kelabu
namun dihari itu semua terbalik
beberapa saat aku dihempas cintamu yang aku damba
mengapa kau tinggalkan aku saat aku yakin bahwa kamu adalah sebenarnya hati
kau bilang bahwa aku harus membuktikan keseriusanku yang aku selalu bicarakan
tapi apakah kamu sudah melihat itu semua
padahal setiap waktu aku berusaha untuk itu, adinda
terindahku hanya hilang sekejap mata
kini kembali dengan senyum yang aku pinta kembali
aku mulai rajut kisah cinta kita yang pernah hilang dulu
sejak saat itu aku berkata bahwa tuhan memang tidak salah untuk mempertemukan kita
senyumku terus mengembang saat itu
kau tak hilang lagi
hatiku dan hatimu menyatu kembali
namun semua kembali terhempas
saat kau pamit untuk kedua kali
dan aku sadar
apakah keseriusanku tidak menghasilkan apa-apa
memperjuangkanmu adalah bagian keseriusanku
namun mengapa hanya angin lalu saja
tak kau lihatkah aku
yang selalu menjadikanmu cerita terindah untuk kerabatku
merapatkan senyum saat mereka berkata bahwa kamu memang baik
untuk wanitaku yang jauh sekali denganku
apa kabarmu sekarang
aku tahu bahwa orang yang istimewa selalu kalah dengan orang yang selalu ada
apakah kamu menganggapku istimewa dihatimu
jika kamu tidak ingin membiarkan aku sendiri
mengapa kau akhiri cerita ini
cerita yang telah lama kita bangun
hancur begitu saja dengan satu kata yang aku benci
ketika cintamu bersemi dengan orang lain
aku hanya bisa memandangi hati ini yang tanpa nyawa
aku hanya bisa memandangi raga ini yang tanpa tulang belulang
aku busuk karena nyawaku juga mati
wahai terdamba yang kian manis saja
aku masih menunggumu
tapi apakah suatu saat nanti aku menjadi pilihanmu
0 komentar